Published date: Aug 15 2024

Journal Title: KnE Social Sciences

Issue title: 6th Social and Humaniora Research Symposium (6th SoRes): Ethical Governance

Pages: 316–329

DOI: 10.18502/kss.v9i24.16846

Palmawati Tahirpalmawatitaher@untirta.ac.idUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Banten

Muhamad MuslihUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Banten

The introduction to this research is that the legality of interfaith marriages in Indonesia is still a polemic, so people trapped in interfaith marriages choose court institutions to legalize their marriages. The method used is the normative juridical legal research method, descriptive analytical in nature, using primary and secondary data sources. Data sources were obtained from library research. The research results show that Islamic law and marriage law prohibit interfaith marriages, so there is no need for a new formulation because the law is clear, namely, it is not valid. This research discusses how marriage between followers of different religions is seen from the perspective according to Islamic law and the marriage law, and to find out what the solution is.

Keywords: marriage family law, interfaith marriage, Islamic law

[1] Anita Kamilah, “Keabsahan Perkawinan Beda Agama Yang Dilaksanakan Di Luar Negeri,” Tahkim: Jurnal Peradaban dan Hukum Islam, vol. 1, no. 1, pp. 116–127, Mar. 2018.

[2] Anwar J, Muslih M. EFEKTIFITAS PIKUKUH BADUY TENTANG PERKAWINAN KEBAL CERAI BAGI MASYARAKAT ADAT BADUY. Madinah: Jurnal Studi Islam. 2022 Jun;9(1):21–30.

[3] M. Muslih, Persinggungan Pemikiran Fazlur Rahman Dengan Ide Modernisasi Hukum Islam Di Indonesia. Tangerag Selatan: Young Progressive Muslim, 2017.

[4] C. A. FIRMAN and D. RAVENA. Sexual Needs of Indonesian Prisoners in the Aim of Punishment Perspective. MIMBAR Jurnal Sosial Pembangunan. 2022;38(1):171–9.

[5] Ngadiman A, Muslih M. Negara Hukum Dalam Bingkai Pancasila, 1st ed. Ponorogo: Calina Media, 2020.

[6] Muslih M. Peran Fikih Indonesia Dalam Modernisasi Hukum Islam (Perspektif Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974). Nurani Hukum : Fakultas Hukum Untirta. 2019 Jun;2(1):58–71.

[7] Putri AM, Muslih M. Analisis Putusan Hakim tentang Penolakan Permohonan Itsbat Nikah (Putusan No. 47/Pdt.P/2021/PA.Tas Hakim Pengadilan Agama Tais). QANUN: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM. 2023 May;1(1):21–41.

[8] Haryono, “Kebijakan Perlakuan Khusus Terhadap Narapidana Risiko Tinggi Di Lembaga Pemasyarakatan (Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Kls III GN. Sindur),”. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum. 2017;11(3):231–47.

[9] M. D. Ali, “Perkawinan campuran Antara Orang-orang Berbeda Agama Ditinjau dari Sudut Agama dan Perundang-undangan Perkawinan Indonesia,” Mimbar Hukum, vol. 8, no. 1, 1993.

[10] Nasution BJ. Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bandung: Mandar Maju; 2011.

[11] E. W. Yustina and R. A. Siregar, “Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia dalam Pelayanan Kesehatan dan Perlindungan Hak Kesehatan Bagi Orang dengan Gangguan Jiwa., ”. Medika: Jurnal Kedokteran Indonesia. 2020;6(1):10–21.

[12] A. Said, “Membiarkan Perkawinan Antaragama Lebih Baik Ketimbang Membiarkan Kemaksiatan,” Kompas, Jan. 21, 1992.

[13] Bambang Waluyo. Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika; 1996.

[14] Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2011.

[15] Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty; 2007.

[16] Cst Kansil. Kamus Istilah Hukum. Jakarta: Gramedia Pustaka; 2009.

[17] Mega Putri Utami M. Tinjauan Yuridis-Sosiologis Pada Perkawinan Berbeda Agama Dalam HAM dan Hukum Di Indonesia Serta Kedudukan Pada Anak dari Perkawinan Berbeda Agama. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan. 2023;9(1):290–8.

[18] Muslih M. “PEMALSUAN IDENTITAS SEBAGAI PENYEBAB PEMBATALAH PERKAWINAN (Studi kasus di Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor: 1852/Pdt. G/2009/PAJT),” Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat; 2011.

[19] B. Tamam, “Suami-isteri Berbeda Agama Takkan Lahirkan Keluarga Yang Islami,” Harian Terbit, Jan. 14, 1992.

[20] Zuhdi M. Masail Fiqhiyah. Jakarta: CV Haji Masagung; 1994.

[21] H. Basri, “Perkawinan sah bila Dilakukan Menurut Ketentuan Agama,” Kompas, Jan. 17, 1992.

[22] Leeman AB. “Interfaith Marriage in Islam: An examination of the legal theory behind the traditional and reformist positions,” Indiana Law Journal 84, 2 (2009), hlm. 743- 7; Johanna Marie Buisson, “Interfaith Marriage for Muslim Women,”. Crosscrents. 2016;66(44):430–49.

[23] Mamira A. PENCATATAN PERKAWINAN BEDA AGAMA DI PN YOGYAKARTA PERSPEKTIF MAQASHID ASY-SYARI’AH. Jurnal Res Justitia: Jurnal Ilmu Hukum. 2023;3(2):357–68.

[24] Muslimin JM. Hukum Keluarga Islam dalam Potret Interrelasi Sosial. Ahkam Jurnal Ilmu Syariah. 2015 Jan;XV(1):37–48.

[25] Elmali Karakaya A. Interfaith marriage in Islam: Classical resources and contemporary debates on Muslim Women’s Interfaith Marriage. Religions (Basel). 2022;13(8):1–21.

[26] Beridiansyah B. Beridiansyah, “Perkawinan Beda Agama Ditinjau Dari Aspek Yuridis Hukum Perkawinan di Indonesia, ”. Wajah Hukum : Jurnal Fakultas Hukum Universitas Batanghari Jambi. 2023;7(1):206–14.

[27] Ramadhan R. KONSEKUENSI HUKUM TERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Jurnal Kertha Desa. 2023;11(2):1851–60.

[28] Markus EJ. “Analisis Pelaksanaan Perkawinan Beda Agama di Indonesia, ” Jurnal Hukum tora : Hukum Untuk Mengatur dan Melindungi Masyarakat, vol. 9, no. 1, pp. 24–37, 2023.

[29] W. SRISAYEKTI, “Psychological well-being, psychological-distance, and social distance among university students during the Covid-19 Pandemic.” MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan, vol. 38, no. 2, pp. 296–304, Dec. 2022.

[30] Rachmiatie A, Setiawan F. “Halal tourism village potential through asset based community development, ” Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah, vol. 7, no. 1, pp. 133–143, 2023. https://doi.org/10.29313/amwaluna.v7i1.11068.

[31] Mucharom RS, Arifinal M, Muslih M. KAJIAN HUKUM PSBB DAN LOCK DOWN TERHADAP KONDISI KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI BANTEN. Legal Standing. 2021;5(2):8–20.

[32] Muslih M. PERKAWINAN DALAM HUKUM ADAT BADUY DAN PERKAWINAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM [ JILS]. Journal of Islamic Law Studies. 2020;3(2):53–74.

[33] Ryan RM, Deci EL. On happiness and human potentials: A review of research on hedonic and Eudaimonic well-being. Annu Rev Psychol. 2001;52(1):141–66.

[34] Di Fabio A, Palazzeschi L. Hedonic and eudaimonic well-being: The role of resilience beyond fluid intelligence and personality traits. Front Psychol. 2015;6(1):13–67.

[35] Kahneman D. Well-Being: The foundations of hedonic psychology. New York: Russell Sage Foundation; 1999.

[36] Waterman AS, Schwartz SJ, Zamboanga BL, Ravert RD, Williams MK, Bede Agocha V, et al. The Questionnaire for Eudaimonic Well-Being: Psychometric properties, demographic comparisons, and evidence of validity. J Posit Psychol. 2010;5(1):41–61.

[37] Ryff CD. Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. J Pers Soc Psychol. 1989;57(6):1069–81.

[38] Teh CK, Ngo CW, Zulkifli RA, Vellasamy R, Suresh K. Depression, anxiety and stress among undergraduate students: A cross sectional study. Open J Epidemiol. 2015;5(1):160–268.

[39] Amelia D. Urgensi Putusan Mahkamah Konstitusi Terhadap Penolakan Perkawinan Beda Agama Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 24/PUU-XX/2022. Unes Law Review. 2023;6(1):614–25.

[40] Mursalin A. Legalitas Perkawinan Beda Agama: Mengungkap Disparitas Putusan Pengadilan di Indonesia. Undang: Jurnal Hukum. 2023;6(1):113–50.

[41] Muslih M. Perbandingan Prosedur Perkawinan Adat Baduy dengan Kompilasi Hukum Islam. Kanun : Jurnal Ilmu Hukum Unsyiah Kuala. 2019 Dec;21(3):437–58.

[42] Muslih M. The Effectiveness Of Government Regulation Concerning Marriage Recording For Baduy Banten Believers. Nurani Hukum. 2021 Jun;4(1):65.

[43] Wijayanto E. “KONVERGENSI POLITIK HUKUM, HAK ASASI MANUSIA DAN PANCASILA TERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA DI INDONESIA,” Jurnal Hukum dan HAM Wicarana, vol. 2, no. 1, pp. 39–55, 2023. https://doi.org/10.57123/wicarana.v2i1.31.

[44] Adi Asmarajaya M. STATUS HUKUM PERKAWINAN BEDA AGAMA DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF KEPASTIAN HUKUM. Jurnal Kertha Desa. 2023;11(3):2071–9.

[45] Suparwi, “Penerapan Pengaturan Beda Agama di Indonesia,”. Jurnal Serambi Hukum. 2023;16(1):10–22.

[46] Z. Daradjat, “Perkawinan Pasangan Berbeda Agama Bukan Cuma Masalah Hukum dan Agama, ” Kompas, Jan. 16, 1992.

[47] Juandini E. Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam di Indonesia terhadap Perkawinan Beda Agama. J Educ. 2023;5(4):16405–13.